Selamat pagi, menjelang siang.
Sebenarnya pemilihan judul ini sedikit memicu perdebatan dalam diriku sendiri. Tapi pertanyaan ini mengganggu pikiranku beberapa minggu yang lalu. Pertanyaan ini bukannya tiba-tiba muncul begitu saja, tapi karena buku yang terakhir aku baca. Buku itu berjudul 1 CM Diving, sebuah buku self-improvement yang ditulis dua penulis asal Korea Selatan yaitu Taesoo dan Munjeong.
Apakah buku ini adalah sebuah panduan untuk penyelam pemula ? Bukan. Lalu ? Buku ini membantu kita menemukan kebahagiaan kecil yang mungkin tanpa kita sadari luput dari hitungan kebahagiaan kita. Hanya dengan menyelam sedalam 1 cm saja, ada berapa banyak kebahagiaan dalam hidup kita. Sarapan dengan makanan favorit, mendengarkan lagu dari penyanyi kesukaan, menemukan uang 2000 di saku, tidak ada tugas yang berat di sekolah, atau bos yang tiba-tiba membelikan kue kering ?
Secara bahasa yang digunakan buku ini juga tidak berat, tidak ada bahasan-bahasan terkait teori tertentu. Namun yang menarik, buku ini tak ubahnya seorang teman yang akan merangkul kita saat makan siang ditemani secangkir teh atau kopi.
Kembali ke judul…..
Salah sati hal yang menarik dari buku ini adalah sebuah carita dari Taesoo yang menceritakan kisah seorang teman yang harus melepaskan mimpi besarnya menjadi seorang pengacara. Namun belum sempat teman tersebut menyelesaikan pendidikannya, ayahnya ternyata sedang sakit keras, begitupun dengan kondisi kesehatan ibunya bahkan dirinya sendiri. Ia melepaskan pekerjaannya untuk mengejar mimpinya. Tapi sepertinya takdir berkata lain.
Kisah ini mengingatanku pada diri sendiri, aku tiba-tiba menghitung berapa jumlah mimpi yang telah aku lepaskan. Terpaksa atau tidak sepertinya aku harus melepaskannya. Lucu memang, saat masih kecil ada begitu banyak mimpi, begitu muluk, begitu besar, dan begitu tinggi. Tidak ada yang mengatkan bahwa kenyataan untuk menggenggam mimpinya begitu sulit.
Ada kalimat-kalimat dari cerita tersebut yang menarik “Kata mimpi terdengar mengagumkan, karena cuma sedikit orang yang bisa mewujdukannya. Pepatah berkata raihlah mimpimu tetapi bahkan dalam kartun animasi, hanya kelompok karakter utama yang dapat mencapai mimpi. Jika seseorang ingin mendapatkan mimpinya, ada orang lain yang harus melepaskan mimpi itu. Aku tidak bisa memahami kenyataan yang kejam ini”
Kata-kata itu membuatku tersadar, bayangkan berapa banyak orang yang harus bersaing demi mewujudkan pekerjaan impian, universitas impian, bahkan rumah impian. Tapi, jika dikalkulasi bukankah dalam hidup ini seseorang bahkan lebih banyak menelan kegagalan daripada sebuah keberhasilan ? Bahkan bisa jadi kegagalan dan keberhasilan mereka sama sekali tidak ada hubungannya bukan ?
Ada beberapa teman yang bersedia menjawab pertanyaan itu beberapa waktu lalu. Rata-rata jawabannya adalah, ketika kita dihadapkan dengan realita. Realita terkait kemampuan diri, ekonomi, fasilitas yang tidak memadahi, kondisi politik, sampai sosial serta budaya. Benar juga…
Melepaskan mimpi bukan sesuatu yang salah. Hal itu juga bukan berarti kita mudah menyerah dalam menjalani kehidupan.
Melepaskan mimpi bukan sesuatu yang salah. Saat dewasa kita akan sadar ada begitu banyak hal yang berat. Lalu kenapa kita tidak mempersilahkan pundak dan badan kita sedikit beristirahat.
Melepaskan mimpi bukan sesuatu yang salah. Toh ini hanya mimpi, kita bisa melepaskan 100 dan kita masih bisa memiliki 1000.
Ada banyak alasan untuk melepaskan mimpi, semua punya usaha dan rahasinya masing-masing. Sama halnya dengan menyimpan mimpi. Semoga mimpi yang aku dan kalian simpan, adalah mimpi yang baik, niat, doa serta usahanya.
Foto, pemanis.
